Minggu, 27 November 2011


Tulisan terkirim dikaitan (tagged) ‘pengetahuan pelaut’

Lifting Procedure

5 April 2010
Lifting atau pengangkatan barang adalah kegiatan sehari hari dalam dunia offshore,orang yang terlibat adalah crane operator,signalman,dan rigger.
Lifting equipment:
Banyak perlengkapan dan aksesories digunakan untuk tujuan pengangkatan atau menurunkan barang dan termasuk digunakan untuk keperluan meletgo atau hibob jangkar kapal.
perlengkapannya termasuk tali,sling,pulley,eyebolts,shackles dan masih banyak yang lain.
Semua peralatan lifting harus aman digunakan dan harus di inspecksi regular dan di catat di simpan hasil inspecksinya.
inspecksi di lakukan oleh crew yang competent untuk tiap 6 bulan dan untuk tiap tahun annually oleh pihak ke tiga untuk perubahan warna code alat.
setiap pekerja yang terlibat di dalam pengoperasian alat pengangkatan
ketika menghandle crane di lapangan harus mengikuti lifting procedure.
tujuan dari lifting procedure adalah supaya dalam pengoperasian aman,dan untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja.
macam-macam alat angkat antara lain:
-crane,chain block.dan winch
crane adalah alat untuk mengangkat atau menurunkan yang menggunakan mesin dan di operasikan seorang crane operator, crane sendiri banyak macam dan jenisnya. crane pada dasarnya terdiri dari alat penggerak mesin, wayer, boom dan hook.
Chain block adalah alat angkat manual yang digerakkan oleh tenaga manual yang mana di tarik oleh tenaga manusia untuk mengangkat barang.
Crane operator harus tahu berat tiap cargo sebelum proses pengangkatan barang.crane operator harus bisa dengan jelas communikasi dengan signalman,jika crane operator menerima instruksi atau signal lebih dari satu orang pada pengoperasian,crane operator harus menghentikan pekerjaan lifting.jika crane operator tidak bisa melihat signalman maka crane operator dan signalman harus menggunakan radio untuk komunikasi dan memberikan instruction.untuk dua tempat seperti dari RIG ke Kapal maka diperlukan 2 signalman satu untuk rig satu untuk kapal, aba aba menggunakan tangan harus di pahami antara crane operator dan signalman agar tidak terjadi miss communication dan menghindari kecelakaan.
Crane boom tidak boleh digunakan sebagai tangga atau alat menyeberang.
Semua hook pada blocks,fast line dan sling harus aman dan dalam kondisi yang baik, ketika Crane Shut down semua control harus di posisi neutral dan brake di kunci.
Crane operator harus orang yang sudah di training, mempunyasi certificate dari pihak yang berwenang, crane operator harus bisa mendemokan dan memahami :
-Hand signal.
-Penggunaan radio pada waktu lifting.
-Handling cargo.
-Menggerakan kargo.
-Menahan muatan.
-Harus merawat dan tahu cara perawatan Crane untuk Harian,mingguan dan bulanan.
-mampu untuk mentransfer orang.

SIGNAL MAN.
Pengangkatan barang hanya dilakukan jika angin di bawah 25 knot dan ombak di bawah 2,5 meter dan untuk bonkar muat antara kapal dan Rig jika kecepatan angin 20 knot serta ombak 2 meter tapi olengan kapal lebih dari 3 derajat atau dalam waktu 1 menit kapal tidak bisa steady maka pengangkatan barang harus di batalkan karena ini sangat berbahaya,berat barang maximal 80% dari kapasitas crane tidak boleh lebih . untuk rigger tidak boleh berada di bawah boom ataupun barang, dan jika barang masih mengayun jangan di pegang cukup di setting dengan tag line, signal man harus dekat dengan barang untuk mengetahui langsung barang dan lapangan aman cukup seorang yg jadi signalman tdk boleh lebih karena membuat crane operator bingung dan bisa menyebabkan kecelakaan perhatikan semua alat alat lifting harus di sertifikasi dan di check bahwa alat layak guna
http://captluthfie.files.wordpress.com/2010/04/p3171517.jpg?w=112&h=150



seapup jack up rig

17 Maret 2010
Sebelum rig seapup jack down and move out from platform harus stabilitas di hitung(maximum 65 kips each legs for jacking) guna untuk mengetahui kaki2 rig benar-benar aman untuk legs up yang berarti bahwa kaki rig naik dan badan rig turun di tiap tiap gigi2 kaki harus di beri pelumas untuk tiap jack down ataupun jack up karena ini penting untuk pelumasan pada waktu pinion2 ini berputar.
setelah itu perhitungkan kekuatan angin dan arus, usahakan arus jika kita mau keluar / move out dari platform arus masuk maksimal 1 knot tapi jika arusnya keluar berapapun itu sangat membantu rig move out dari platform, (jack man adalah seorang yang tugasnya menaik turunkan rig) jack man mulai menurunkan rig secara merata sampai rig zero air gap(dasar bottom rig menyentuh air laut) disini bosun akan mengifokan kepada rig master dan di catat dalam log journal, pada saat zero air gap nyalakan Echo sounder(alat untuk mengukur kedalaman air laut) gunanya agar Rig master tahu berapa kaki yang masih berada di laut. rig terus turun sampai draft 5 feet dan Rig master instruction to chief engineer untuk start main engine caterpillar dan di check apakah running well tidak dengan di masukkan clutch dan engineer akan melaporkan ke rig master. setelah Main engine running kita warming up sampai -/+ 5 menite dan rig master order to bosun untuk flushing jetting yaitu prejetting (adalah sebelum connect hose kita nyalakan flushing tekanan tidak usah terlalu tinggi tekananya cukup air keluar saja dari pompa jetting agar kotoran keluar agar tidak masuk dalam jetting pipe setelah air keluar dan air bersih baru kita connect jetting hose ke jetting pipe ) Jetting adalah penyemprotan air laut di spud can dengan tekanan tinggi gunaya agar spud can lepas dari penetrasi dalam dasar laut, setelah itu hose jetting connect di tiap2 kaki , usahakan mulai connect hose jetting dari kaki no 3 atau no 4 dulu karena kaki ini yang akan di angkat terlebih dahulu tekanan jetting maximal dengan tekanan 135 bar dan hanya menggunakan 2 pompa fire saja. kira-kira after 5 menit jetting , jacking bisa di lanjut kembali dengan mengangakat kaki no 3 or 4 terus bergantian ke leg no 1 or no 2. setelah kaki no 3 dan 4 bebas dari penetrasi seabed, main engine kita jalankan mundur untuk menjaga agar rig tidak maju sambil kaki 1 dan 2 terus di angkat dan setelah kaki 1 dan 2 ter angkat rig master akan mengarahkan rignya ke destination rig berikutnya yang telah di infokan oleh company man.
Urut-urutan sebelum jack up:
membuat passage plan jarak tempuh /dinstance , heading / haluan rig,
Approaching ke platform,500 meter arrival platform : test all engine for maneuver,hitung stabilitas agar tidak melebihi batas yang di ijinkan dan Rig tidak miring kanan atau kiri,sounding all void tank must be empty, sounding FO,and FW.
hitung kecepatan angin dari wind indicator,hitung arus dari GPS berapa hanyut RIG dgn stop all engine maka diketahui kecepatan arus jangan lupa buka tabel pasang surut dan daftar arus untuk menambah accurasi penghitungan arus, ketahui heading p/f (platform) kedalaman air sekitar p/f, dan jenis dasar laut (seabed) guna untuk memprediksi penetrasi. setelah semua sudah kita ketahui baru rig perlahan mendekat platform dengan kecepatan maximal 2 knot dan tidak lebih guna dapat di kemudikan atau di kendalikan, turunkan kaki 1 dan 2 sampai tag bottom untuk mempermudah maneuver dan setelah tag bottom kita naikan lagi kaki 1&2 pelan2 sampai rig bisa bergerak, setelah rig bisa bergerak kaki jangan naikan lagi, jadi kaki agak touching, gerakkan lagi rig berlawanan dengan heading platform sampai mendekat platform, setelah jarak 40 feet Rig dari platform kita turunkan kaki 1&2 dan kita mendekat dengan mengangkat salah satu kaki di bantu dengan propeller sampai jarak 20/25 feet di haluannya platform sebelum in position kita setting heading kita agar alat2 halliburton coiltubing kususnya bisa masuk ke sumur dan tidak terhalang oleh apapun, setelah in position kita turunkan kaki 3&4 sampai tag bottom setelah kaki 3&4 tag bottom kita aturunkan semua kaki bersamaan setelah zero air gap (lunas kita menyentuh air laut) matikan echo sounder naikan rig sampai 2 feet air gap,sampai 2 feet air gap mulai kita pre loading yaitu menekan kaki kaki secara menyilang kaki 1&4 kita tekan sampai ukuran 252 bar terus bergantian dengan kaki 2&3 sama sampai ukuran 252 bar kita ulangi sampai 3 atau 4 kali tergantung dari jenis dasar laut jika dasarnya pasir cukup 3 kali jika dasarnya lumpur bisa sampai 5 kali. setelah preloading kita jack up (rig naik) terus sampai deck rig sejajar dengan deck platform. setelah sejajar kita levelkan posisi Rig agar tidak miring kanan atau miring kiri jadi kekuatan kaki benar2 maximal baru pasang gang way ke platform dan jack up is completed.
limitation seapup:
- Batas loading maximal pada kondisi elevating (rig naik ataupun turun) adalah 315.00 lt.
- Batas loading maximal pada kondisi elevated (rig sudah jack up) adalah 357.00 lt.
- Pinion max load adlh 65 kips (kilo pounds).
- Maximal kedalaman air laut adlh 150 feet.
- Maximal air gap 35 feet.
- Maximal kaki (below) di bawah hull/lunas adalh 195 feet semua termasuk:penetration (kaki yang di masuk sea bed),kedalaman laut,dan air gap(antara batas laut ke hull/lunas rig).
untuk mengetahui berapa kedalaman penetrasi kaki di dasar laut bisa kita cari dengan cara :
-kedalaman air (deep water /DW) di dapat dari echo sounder di tambah
-leg guide(LG) ada di tabel tiap 2 RIG tidak sama untuk seapup rig 37 feet.
- Air gap(AG) di hitung dari lunas kapal sampai ari laut.
- Draft(D) Rig karena echo sounder ada di lunas kapal.
ketinggian kaki di kurangi di kurangi jumlah kedalaman hitungan di atas maka kita akan tahu berapa penetrasi RIG.
ketinggian kaki-(WD+LG+AG+D)=Penetration
demikian procedure dan urut urutan untuk kerja di atas Rig dan untuk Master Rig semoga berguna bagi rekan rekan yang menekuni di bidang RIG Offshore walau masih banyak kekurangan mohon sekiranya mohon untuk masukkannya.
salam
capt. luthfie

work must be safety

21 Februari 2010
work on ships specially on anchor handling tug supply is height risk and full challenge if  you work bite of neglect your life or your partner maybe  lose    or fatal injury so before work due to safety briefing for handling cargo or anchor jobs, the first time each crew on deck must be full ppe (personal protection equipment)cover all,  safety shoes,hand glove,helmet,safety glass,bosun’s knife,radio portable for communication (between deck and bridge or between deck with crane operator platform,barge or rig if  activity loading or unloading) and work vest this standard when crew starting job on deck if crew forget to use it officer duty in bridge call him and order to soon wear it because very danger,very important. after safety briefing and check crew full ppe   crew can to start to working and captain is responsible for activity. my slogan we are depart by passenger and come back still passenger don’t by baggage remember that your family waiting
full alert work on deck
anchor job's
you at home.
by capt. luthfie master of AHTS.ABIGAIL SUNRISECombination Signs for safety

ANCHOR JOB FOR inspeksi mooring equipment di kei field by capt.luthfie

14 Februari 2010
untuk make sure mooring equipment dalam kondisi masih layak pakai harus kita mengechecknya, kegiatan ini sebelum  kegiatan mooring kapal tanker. pertama kita untuk cheking menggunakan kapalAHTS.Abigail Sunrise dengan mendekati buoy dengan buritan kapal lalu ABK yang di kepalai BOSUN dengan semua perlengkapan di main deck,Bosun memberi aba2 ke captain untuk maneuver mengeset bouy agar benar benar dapat di angkat, sebelum pengangkatan main buoy kita lemparkan hook yang di ikat dengan tali ke arah tali guide yang diikatkan antara main buoy dengan gerigen buoy, setelah dapat kita hibob dengan capstan sampai main buoy di main deck kemudian di connect dgn work wire yang di hubungkan dengan drum machine untk hasil lebih jelas kita lihat dalam gambar berikut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PELAUT INDONESIA

Arsip Blog